Diary Hujan, Setahun Lalu.


Hujan, selalu saja bercerita soal rindu, kenangan, hingga detik-detik masalalu yang kutemui setahun lalu. Membiarkan rindu-rindu yang datang menghampiri hingga ke pelupuk mata, aku tak ubah seperti pria pesakitan yang mengeja kata demi kata dengan suara yang terbata-bata menyeru nama yang kucintai dulu. Aku tak hanya butuh payung saat hujan turun lagi. Ketika rindu-rindu mulai datang menerjangi, kau adalah harapan meneduhi tiap-tiap gelisah.

Lalu, mengapa hujan selalu mendatangkan rindu? hanya menyiksa saja, lain waktu tak akan kusambangi ia lagi, aku benci. Selimutku juga masih begitu luas jika hanya untuk menghangati tiap dingin yang ada. Bantal-bantal di sekelilingku juga masih betah dengan pelukanku. Tak heran jika kepalaku masih penuh dengan isi yang itu-itu saja, mungkin terlalu bodoh.

Tak banyak yang bisa kulakukan, lalu bagaimana denganmu yang sudah bahagia  dengan orang yang begitu kau anggap nyaman, tak mungkin aku mengingatmu sampai tua, yang benar saja. Akupun butuh bahagia, tak hanya kau-kau saja. Duh, maaf lagi-lagi menyalahkanmu, ya. Aku tak bermaksud menjelek-jelekkanmu. Hanya ingin kau mengerti saja, ini luapanku. Untukmu, setahun lalu.

No comments

Note: only a member of this blog may post a comment.

Powered by Blogger.